Sabtu, 31 Oktober 2015


Raden Ismaya

Kisah nyata.
ASAL MUASAL ADANYA KULINER DAGING BEBEK GORENG DIKAMPUNG CAKUNG.

Sebelum daging Bebek Goreng dikenal orang banyak. 
Masyarakat Cakunglah sebagai Pelopor perdagangan Daging Bebek Goreng.
Perdagangan ini pada zaman dahulu dikampung Cakung.
Disebutnya dagang CACAGAN.
Bukan dagang bebek goreng.
Kenapa demikian, karena ceker dan cocot bebeknya di cacag halus lalu dikasih bumbu dan digoreng garing, kemudian dibungkus dgn daun pisang kering
(klaras) kemudian disajikan dimeja dagangan untuk dijual.itulah awal sebabnya mengapa tukang bebek Goreng disebut Tukang Cacagan.
Kisah ini diceritakan langsung oleh pelaku sejarahnya kepada saya.
(penulis) dan sayapun melihat sendiri ketika bapa enjong berdagang bebek goreng bahkan saya sering membelinya cerita yg dikisahkan oleh bapak Enjong ini
Diperkuat oleh banyak saksi saksi. *
AWAL KISAHNYA. Spt ini.
Pada mulanya Masyarakat kampung Cakung memelihara Bebek cuma untuk di ambil telurnya saja..
Dan tidak ada yg doyan memakan daging bebeknya..
Karena mayoritas masyarakat kampung Cakung tdk doyan daging Bebek.
Jadi ketika bebek ternak mereka sdh tidak Produktip dan tdk bisa menghasilkan telur lagi, bebek bebek tsb dibiarkan menjadi tua dan sampai mati sendiri. bila bebek ini sdh tua dan mati maka bebek yg mati tsb cuma dikuburkan begitu saja.
Tetapi rupanya ada salah seorang Pemuda yg kreatip.
Pemuda tsb bernama Husin Bin Digul.
Yg sehari harinya disebut Enjong.
Pemuda Husin atau Enjong ini dari semenjak dirinya menikah dia cuma berdagang bubur Ayam.
Dia berdagang bubur ayam dipasar cakung.
Pada awalnya dia berdagang bubur ayam sebagaimana umumnya bubur ayam yaitu menggunakan daging ayam, dikarenakan harga ayam sdg melunjak dan sangat mahal, kemudian beliau mencoba membeli bebek Tua yg sudah tdk produktip.
Rupanya harga satu ekor bebek tua yg sdh tdk Produktip sangat murah sekali boleh dibilang hampir setengahnya Gratis.
kemudian Pemuda yg Biasa dipanggil dgn nama Bang Enjong..
Dia menukar dagangan bubur ayam, menjadi bubur bebek artinya dia sdh tdk memakai daging ayam lagi tetapi dia memakai daging Bebek. Namun dia sadar lama kelamaan masyarakat akan tahu kalau dia bukan memakai daging ayam, dan dia sadari pula kalau masyarkat Cakung tahu.
dia pastinya akan dikecam masyarakat , dan rupanya masyarakat mulai mengerti kalau bubur ayam Abang Enjong ini tdk memakai daging ayam, tetapi memakai daging bebek.. Dan achirnya abang enjong dikecam masyarakat cakung. Karena masyarakat Cakung tdk ada yg doyan daging bebek. Dan resikonya dagangan bang enjong menjadi tdk laku tak lama kemudian jatuh bangkrut. *
BANG ENJONG. Yg saat itu sdh mempunyai beberapa orang putra dan putri.
setelah dagangannya bangkrut memilih menjadi petani.
Namun menjadi petani dia tdk bertahan lama,
Achirnya dia memilih kerja serabutan.
Kemudian pada tahun 1960 an. Dimana pada saat itu bangsa indonesia ini sdg mengalami krisis moneter yg sangat parah dan banyak masyarakat yg kelaparan sayapun ikut merasakan bagaimana susahnya kehidupan dizaman itu. Pada saat itu masyarakat banyak yg makan nasi jagung, ada juga yg memakan onggok singkong (ampas bekas membuat sagu tapioka yg biasanya buat makan sampi) ampas onggok inipun dimakan pula oleh manusia, ada juga yg memakan bulgur, ampas gandum untuk makanan ternak.
Hal ini bukan kata orang lain sayapun (penulis) mengalaminya sendiri. Jadi dapat dibayangkan betapa sengsaranya kehidupan dizaman itu.
Bagaimana dgn Abang Enjong yg kerjanya cuma serabutan sedangkan dia Sdh memiliki banyak anak. *
NAMUN rupanya Bang Enjong tdk kekurangan Akal, dia mengambil kembali langkah lama yg pernah dia lakukan ditahun 1945 an.
Bang Enjong nekat membeli bebek bebek tua dari masyarakat kampung Cakung, kali ini dia tdk lagi sembunyi sembunyi, dia terang terangan kpd masyarakat cakung dia tdk takut akan dikecam oleh masyarakat Cakung.
Yg penting anak istrinya bisa hidup. *
Kemudian Bang Enjong membeli bebek bebek tua, yg kemudian dia potong dan kemudian dia olah sampai sedemikian rupa, lalu dia goreng, sehingga mempunyai rasa yg khas setelah itu oleh bang enjong didagangkan dan dagangnya pun tdk lagi dikampung Cakung, kali ini dia berdagang dipasar kebon sereh Jati negara.
Dan berdagangnya pun pada malam hari.
Dgn diterangi lampu karbit.
Pada awalnya dagang daging bebek ini tdk semudah sekarang ini karena masyarakat pada saat itu blm mengenal rasanya daging bebek bahkan doyan saja belum.
Maka dgn berbohong demi menghidupi anak bini, bila ada pembeli bertanya daging apa, bang enjong terpaksak berbohong dan kepada pembeli dia mengatakan itu daging burung Ayam ayaman, atau burung blibis.
Lama kelamaan dagangan bang enjong menjadi maju , dari berdagang cuma beberapa ekor saja sampai menjadi ratusan ekor, dari berdagang cuma satu lapak kemudian sampai beberapa lapak bang enjong dibantu oleh anak anaknya, dan dari berdagang inilah kehidupan ekonomi bang enjong meningkat dan maju pesat. *
Masyarakat Cakung yg pada awalnya nyinyir dan menghujat bang enjong ketika melihat kehidupan bang Enjong sukses lalu mereka pun ikut ikutan. Dan sampai saat sekarang ini.
Bahkan hampir 30% masyarakat kampung Cakung berdagang Bebek Goreng.
Namun berdagang bebek goreng dizaman yg sekarang ini tdk perlu lagi harus Berbohong karena masyarakat sdh mengenal dan sdh doyan dgn daging bebek tsb.
Dan oleh sebab dari kisah tersebutlah Sehingga ada julukan baru buat salah satu wilayah dikampung Cakung, dgn julukan
KAMPUNG CAKUNG BEBEK.
Demikianlah sekilas kisah asal muasal adanya kuliner bebek goreng dikampung Cakung.
" Himbauan."
WAHAI PARA PEDAGANG DAGING BEBEK GORENG YG MASIH AKTIP BERTERIMA KASIHLAH ANDA PADA ALMARHUM.BAPA ENJONG
ATAU BAPA HUSIN BIN DIGUL. WALAU HANYA
DENGAN MENGHADIAHKAN
BACAAN SURAT ALFATEHA.
SATU KALI SAJA BUAT ARWAH BELIAU TIDAK AKAN MEMBUAT ANDA RUGI.
KARENA JASA BELIAULAH DAGING BEBEK MENJADI DIKONSUMSI BANYAK ORANG DIZAMAN SEKARANG INI
" Tamat "

1 komentar:

  1. Apa kabar? Selamat datang? Terima kasih? Mau pergi kemana? Pa she bahasa betawi ny tolong y d jwb....

    BalasHapus