hampir sudah 20 tahun tinggal di daerah tanjung barat dan sekarang tinggal di Pejaten yang bertetangga dengan Ragunan, baru tau kalo ternyata Pangeran Wiraguna itu seorang warga Belanda yang bernama Hendrick Lucaazs Cardeel...
Jibenk Hidayat keIndonesia Djaman Kepungkur
Asal mula nama RAGUNAN
ADA dua versi cerita dibalik nama Ragunan yang berasal dari nama Pangeran Wiraguna. Berdasarkan literatur, Pangeran Wiraguna ini merupakan warga Belanda yang bernama Hendrick Lucaazs Cardeel.
Sedangkan berdasarkan cerita turun temurun warga sekitar makam Pangeran Wiraguna di Kampung Pekayon, Kelurahan Ragunan, Jaksel, Pangerang Wiraguna merupakan prajurit keraton Mataram yang berperang melawan Belanda di Batavia.
Berdasartkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Hendrick Lucaazs Cardeel warga kelahiran Steenwijk, Belanda ini awalnya mendatangi Kesultanan Banten sekitar tahun 1675 karena mendengar kabar kalau Keraton Surasowan tempat bertahtanya Sultan Ageng Tirtayasa mengalami kebakaran.
Saat datang, Hendrick mengaku kabur dari Batavia karena ingin memeluk dan mempelajari Islam. Hendrick yang mengaku seorang arsitek ini akhirnya diterima oleh Kesultanan Banten, sekaligus diberi pekerjaan untuk melakukan renovasi Keraton Surasowan.
Karena kerjanya cukup baik, putra Sultan Ageng Tirtayasa bernama Sultan Abunasar Abdul Qohar yang bergelar Sultan Haji memberi gelar kepada Hendrick yang sudah masuk Islam dengan sebutan Kiai Wiraguna.
Tak hanya itu, Hendrick yang kini bernama Kiai Wiraguna juga mendapat kepercayaan membangun bendungan. Karena cukup lama menetap di Banten, Kiai Wiraguna ini akhirnya mempersunting wanita pribumi bernama Nilawati.
Kerja Kiai Wiraguna yang cukup baik dalam membangun istana, bendungan, dan kelengkapan di Masjid Agung Banten membuat Sultan Ageng Tirtayasa lupa konfrontasinya dengan pemerintahan Batavia.
Pada saat yang bersamaan, Sultan Haji meminta kepada ayahnya untuk dinobatkan menjadi raja menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa. Permintaan tersebut lantas ditolak oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Akhirnya, Sultan Haji pun berusaha merebut kekuasan ayahnya dengan cara kekerasan. Pengalaman Sultan Ageng Tirtayasa dalam pertempuran membuat Sultan Haji terdesak.
Sultan Haji akhirnya mengirim utusan yang tak lain Kiai Wiraguna ke Batavia untuk meminta bantuan Belanda. Setelah dikirim bala bantuan, akhirnya Sultan Haji sukses melakukan kudeta terhadap ayahnya.
Kiai Wiraguna yang dianggap berjasa terhadap perebutan kekuasaan tersebut, akhirnya diberi gelar oleh Sultan Haji sebagai Pangeran Wiraguna.
Bertahun-tahun menetap di Kerajaan Banten membuat Pangeran Wiraguna ingin kembali ke Belanda. Sekitar tahun 1689, Pangeran Wiraguna kembali ke kampung halamannya di Belanda.
Tak berapa lama di Belanda, Pangerang Wiraguna kembali ke Batavia dan disambut hangat disana. Karena jasanya dalam mendongkel pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yang dikenal gigih melawan Belanda, Pangeran Wiraguna diberi lahan yang cukup luas di selatan Batavia.
Karena lahannya cukup luas, warga pribumi di selatan Batavia mengenalnya sebagai tanah milik Wiraguna yang lama kelamaan warga menyebutnya sebagai wilayah Ragunan.
Kendati tidak ada catatan pasti kapan Pangerang Wiraguna ini wafat, namun makamnya kini berada di Kampung Pekayon, Ragunan, Jaksel, tepatnya di depan pusat perbelanjaan Pejaten Village.
VERSI LAIN
Kendati banyak literatur yang membahas nama Pangeran Wiraguna ini merupakan nama tuan tanah Belanda bernama asli Hendrik Lucaasz Cardeel, namun warga sekitar Ragunan lebih mengenal sosok Pangeran Wiraguna ini merupakan prajurit kerajaan Mataram.
VERSI LAIN
Kendati banyak literatur yang membahas nama Pangeran Wiraguna ini merupakan nama tuan tanah Belanda bernama asli Hendrik Lucaasz Cardeel, namun warga sekitar Ragunan lebih mengenal sosok Pangeran Wiraguna ini merupakan prajurit kerajaan Mataram.
Menurut warga RT 05/03 Kampung Pekayon, Kelurahan Ragunan, Pasar Minggu, Jaksel, Rokip (56), Pangeran Wiragunan merupakan prajurit keraton Mataram yang dengan gigih berjuang melawan Belanda di Batavia.
Anak mantan kuncen makam Pangerang Wiraguna ini menuturkan, berdasarkan cerita yang didapat dari ayahnya, Wiraguna itu berasal dari kata Wiro dan Guno.
"Wiro itu artinya pasukan dan Guno keraton. Jadi bisa diartikan Wiroguno itu pasukan keraton," terangnya saat ditemui Sindonews di rumahnya.
"Wiro itu artinya pasukan dan Guno keraton. Jadi bisa diartikan Wiroguno itu pasukan keraton," terangnya saat ditemui Sindonews di rumahnya.
Kini, kata Rokip, sebutan untuk Pangeran Wiroguno itu telah disesuaikan dengan lidah orang-orang Indonesia sehingga sekarang dikenal sebagai Pangeran Wiraguna.
Rokip menuturkan, selain memiliki gelar sebagai Pangeran Wiraguna, julukan Embah Kompi pun tersemat pada salah satu tokoh misterius tersebut.
"Dia juga disebut sebagai Embah Kompi. Berdasarkan cerita turun temurun. Julukan itu tersemat karena dia memimpin pasukan sebanyak satu kompi" ucapnya.
Selain menjelaskan tentang asal usul nama Pangeran Wiraguna, Rokip sendiri menjelaskan tentang asal usul nama Ragunan. Menurutnya, Ragunan itu diambil dari nama Pangeran Wiraguna sendiri yang singgah di kawasan Kampung Pekayon.
"Kalo soal ragunan. Ragunan itu diambil dari nama Pangeran Wiraguna sendiri. Dia merupakan salah seorang tokoh pahlawan yang cukup dikenal di kawasan Ragunan khususnya," ujarnya.
Rokip menambahkan, meskipun identitas sosok Pangeran Wiraguna masih menjadi misteri. Bagi dia, sosok Pangeran Wiraguna sendiri diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi kalangan muda.
"Dia itukan salah satu tokoh sejarah bangsa Indonesia. Semoga saja, sosok Pangeran Wiraguna dapat menjadi motivasi bagi anak-anak muda, khususnya untuk mengenal kebudayaan dan kesejarahan Indonesia yang kaya ini. Kalau anak-anak mau mempelajari siapa tokoh Pangeran Wiraguna itu. Saya yakin, akan ada pelajaran yang dapat dipetiknya," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar