Sabtu, 31 Oktober 2015

Seorang Njonjah Belanda dengan Kebaja Renda dan kain Batik Parang Barong
Nyonya Van der Willegen dengan puteranya yang baru berusia 16 hari, yang bernama Johan Harmen Rudolf. tanggal 7 Mei 1920. nyonyah Van der Willegen istri seorang prajurit KNIL bertugas di NI - caption asli: 'Portret van mevrouw Van der Willegen met haar zestien dagen oude baby Johan Harmen Rudolf' - koleksi tropenmuseum TMnr 60054017
Motif batik Parang Barong berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa).
Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri)
nb:
 tahun2 segitu gak sembarang orang bisa pake motif batik utk Raja dan keluarga istana... rakyat biasapun hanyak boleh pake motif batik "Remukan" atau "Remekan" tanpa motif pada bidang kainnya...

0 komentar:

Posting Komentar